shahabiah yang ikut berperang bersama rasulullah

Mengenal Shahabiah yang Ikut Berperang Bersama Rasulullah

Posted on

UMICACHE – Seperti yang kita tahu bahwa selama Rasulullah hidup, ada banyak peperangan yang dilakukan guna tegaknya khilafah islamiah. Nyatanya tak hanya kaum prianya saja, dalam sejarah tercatat ada banyak shahabiah yang ikut terlibat dalam peperangan. Di bawah ini adalah beberapa nama shahabiah yang ikut berperang bersama Rasulullah yang patut kita teladani.

Shahabiah Tangguh Di Medan Perang

Mendengar kata perang masa Rasulullah, mungkin kita akan sulit membayangkan bagaimana jadinya jika ada wanita yang terlibat di dalamnya.

Namun ternyata memang pada saat itu, semua orang dari semua gender berlomba-lomba ingin turun mengabdikan diri sebagai mujahid. Tak terkecuali kaum wanitanya, mereka juga turut berupaya bagaimana caranya agar ikut berkontribusi dalam membela agama Allah.

Di bawah ini adalah beberapa di antara banyaknya shahabiah yang mengambil peran dalam peperangan bersama Rasulullah, yakni:

  1. Nusaibah binti Ka’ab

Bukan rahasia lagi, pada masanya Nusaibah sudah dikenal sebagai seorang muslimah yang berani melawan kaum Quraisy.

Pada perang uhud, Nusaibah berperan menjadi perisai Rasulullah saat terkunci dalam kepungan pasukan musuh. Di perang Uhud sendiri sebenarnya ia berperan sebagai pasukan logistik dan medis dengan muslimah lainnya sebelum akhirnya terjun ke peperangan.

Wanita yang disebut dengan Ummu Umarah ini bahkan harus kehilangan dua puteranya dalam peperangan ini.

Saat perang semakin tak terkendali karena Khalid bin Walid yang belum memeluk islam berhasil menduduki pos Abdullah bin Jubair. Nusaibah melihat Rasulullah semakin terdesak oleh musuh, ia bersama pasukan muslimah lainnya berinisiatif membentuk formasi bertahan.

Mereka merangsek menuju posisi Rasulullah dan Nusaibah terluka, Rasulullah memerintahkan salah satu putra Nusaibah untuk melindungi ibunya.

Pasukan muslimah berhasil menyelamatkan Rasulullah meski Nusaibah harus menderita 11 luka sabetan di tubuhnya. Bukan hanya perang uhud, Ummu Umarah juga berperan dalam perang Yamamah dan harus kehilangan sebelah tangannya akibat pedang musuh.

 

  1. Asma binti Yazid

Ketika membahas soal shahabiah, salah satu yang paling mencolok adalah Asma binti Yazid yang terkenal berpikiran kritis.

Semasa kepemimpinan Rasulullah, memang bukan Cuma para pria yang dilibatkan dalam peperangan dan berdakwah namun wanita juga. Para muslimah yang dilibatkan dalam perang biasanya menduduki posisi logistik dan medis namun siap sedia jika harus terjun dalam peperangan.

Satu dari sekian banyak shahabiah yang dikenal berani dan berpikiran kritis serta berani mengemukakan pendapat adalah Asma binti Yazid.

Beliau sering kali dipercaya oleh para muslimah di sekitarnya untuk mengemukakan pendapat para wanita atau sekedar bertanya pada Rasulullah. Ada sebuah kisah yang sangat ikonik jika kita membicarakan soal Asma binti Yazid.

Dalam sebuah majelis Rasulullah yang disediakan untuk menjawab pertanyaan umat, Asma datang membawa pertanyaan.

Dia berani mengangkat tangannya untuk mengungkapkan pendapat yang menjadi perwakilan pada kaum hawa. Asma Protes terkait ibadah yang dirasa lebih mengutamakan kaum lelaki seperti jamaah di mesjid hingga jihad berperang.

Bukan Cuma berani mengemukakan pendapat, Asma juga dikenal sebagai sosok yang berani untuk terjun langsung dalam perang.

Tercatat bahwa Asma menjadi salah satu shahabiah yang turut berperang dalam perang Yarmuk dan berhasil membunuh 9 tentara Romawi. Ia meninggal 17 tahun setelah perang Yarmuk usai dengan berhasil meriwayatkan banyak hadist dari Rasulullah.

 

  1. Hamnah binti Jahsy

Tak jauh berbeda dengan shahabiah lain, Hamnah juga sosok pemberani yang terjun langsung dalam peperangan bersama Rasulullah.

Saat perang uhud, dimana suaminya kala itu Mush’an bin Umair turun sebagai pemegang panji Rasulullah. Hamnah turut serta dalam pasukan medis yang berperan dalam merawat para pasukan muslim yang terluka saat perang.

Tidak Cuma itu Hamnah juga ikut dalam memberikan minum para pasukan yang kehausan sebagaimana yang diceritakan Ka’ab bin Malik.

Sama seperti Nusaibah, Hamnah juga harus menelan banyak kepahitan dalam peperangan yang ia ikuti. Karena masih ada garis keturunan dengan Rasulullah, saat pamannya yakni Hamzah  gugur, Hamnah dengan tegar menahan kesedihan.

Belum berakhir, Rasulullah juga mengabarkan bahwa saudara laki-lakinya turun gugur syahid dalam perang.

Dia masih bisa berdiri tegar hingga akhirnya mendengar bahwa suami tercintanya juga gugur. Di sanalah tangisan Hamnah pecah saat harus menerima bahwa orang yang ia kasihi telah kembali pada sang Khalik.

Sepeninggal suaminya, Hamnah dipersunting salah seorang sahabat nabi yang salih yakni Thalhah bin Ubaidillah.

 

Kesimpulan

Berdasarkan 3 kisah di atas, akhirnya kita tahu bahwa pada masa Rasulullah peran wanita bukan hanya di rumah. Tapi di medan perang pun jika dibutuhkan mereka dengan sigap berani terjun langsung bersama Nabi.

Betapa keteguhan hati dan rasa cinta pada sosok panutannya berhasil mendorong keberanian dalam dirinya bahkan tak segan membunuh musuh.

Kisah di atas juga memberikan kita gambaran jelas bahwasannya aturan islam tidak pernah mendiskriminasi satu gender. Tetapi memberikan aturan sesuai porsi, hak atau kesanggupan masing-masing gender.

Demikian kisah beberapa nama shahabiah yang ikut berperang bersama Rasulullah dengan kobaran semangat perjuangan yang tak kalah dari lelaki. Semoga bisa menginspirasi kita semua sebagai muslimah tangguh di era modern. (redaksivisitorbet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *